KAI Group Layani 157 Juta Pelanggan Hingga April 2025: Perkuat Mobilitas Nasional dan Akses Masyarakat ke Transportasi Publik
3 mins read

KAI Group Layani 157 Juta Pelanggan Hingga April 2025: Perkuat Mobilitas Nasional dan Akses Masyarakat ke Transportasi Publik

Jakarta, 9 Mei 2025 – Sepanjang Januari hingga April 2025, KAI Group mencatat total 157.161.247 pelanggan, meningkat 9,01% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 144.173.430 pelanggan. Jumlah tersebut terdiri dari KAI Induk sebanyak 17.709.671 pelanggan, KAI Commuter sebanyak 125.818.020 pelanggan, KAI Bandara sebanyak 1.745.766 pelanggan, KAI Wisata sebanyak 58.636 pelanggan, LRT Jabodebek sebanyak 8.434.674 pelanggan, Whoosh (KCIC) sebanyak 1.852.555 pelanggan, LRT Sumsel sebanyak 1.462.303 pelanggan, dan KA Makassar–Parepare sebanyak 79.622 pelanggan.

Capaian ini bukan sekadar angka, tetapi mencerminkan semakin luasnya kebermanfaatan transportasi berbasis rel bagi kehidupan masyarakat sehari-hari, mulai dari pekerja dengan Commuter Line, pelancong yang hobi berwisata, hingga pelaku usaha logistik yang bergantung pada konektivitas antarkota dan antarmoda.

“KAI hadir untuk menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat dari berbagai latar belakang. Angka pertumbuhan ini menegaskan bahwa layanan kereta api makin dipercaya sebagai solusi transportasi yang aman, cepat, dan merata,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba.

Selama periode Januari hingga April 2025, entitas dalam KAI Group mencatatkan pertumbuhan pelanggan yang variatif, dengan peningkatan tertinggi ditorehkan oleh layanan LRT Jabodebek yang melonjak hingga 60,82% dibandingkan tahun sebelumnya. Lonjakan signifikan ini menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap moda transportasi berbasis rel perkotaan yang cepat, terintegrasi, dan ramah lingkungan.

Di posisi kedua, KAI Wisata mengalami pertumbuhan sebesar 35,49%, didorong oleh tren positif sektor pariwisata domestik dan meningkatnya minat masyarakat terhadap pengalaman perjalanan berbeda. Capaian ini menandakan bahwa masyarakat tidak hanya mencari moda transportasi, tetapi juga pengalaman perjalanan yang berkesan. Layanan unggulan seperti Kereta Panoramic menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan yang menginginkan perjalanan jarak jauh dengan kenyamanan ekstra dan pemandangan terbuka langsung ke alam.

Selanjutnya, layanan kereta cepat Whoosh yang dioperasikan oleh KCIC mencatatkan pertumbuhan sebesar 14,89%, mencerminkan peningkatan adopsi masyarakat terhadap moda transportasi berkecepatan tinggi sebagai alternatif perjalanan antarkota yang efisien.

KAI Bandara mencatat pertumbuhan 10,94%, menandakan bahwa konektivitas rel dan udara semakin menjadi pilihan utama untuk mobilitas masyarakat menuju dan dari bandara.

Diikuti oleh LRT Sumsel yang mencatat pertumbuhan 9,77%, memperlihatkan kontribusi transportasi publik berbasis rel di wilayah luar Jawa dalam memperkuat konektivitas regional dan urban dengan Bandara.

KAI Commuter, yang menjadi tulang punggung mobilitas harian masyarakat di wilayah aglomerasi, tumbuh 7,10%, menandakan bahwa Commuter Line tetap menjadi pilihan utama untuk aktivitas harian seperti bekerja, sekolah, dan kegiatan harian lainnya.

Sementara itu, KAI Induk mencatat pertumbuhan sebesar 5,44%, dengan kontribusi besar dari layanan KA Jarak Jauh dan KA Lokal yang menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia.

KAI Group secara keseluruhan mencatat pertumbuhan 9,01%, naik dari 144,1 juta pelanggan menjadi 157,1 juta pelanggan. Angka ini menunjukkan tren positif yang merata di berbagai segmen layanan, sekaligus menjadi bukti komitmen perusahaan dalam menyediakan transportasi yang inklusif dan andal.

“Atas meningkatnya pergerakan pelanggan pada beragam layanan KAI Group, dampak positifnya tidak hanya dirasakan di jalur rel, tetapi juga di titik-titik yang disinggahi. Dari stasiun besar hingga pelosok daerah karena setiap perjalanan yang dilakukan membawa aktivitas, membuka ruang interaksi, dan mengalirkan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. KAI Group terus memperkuat perannya dalam menghubungkan masyarakat bukan hanya secara geografis, tetapi juga dalam membangun kehidupan yang lebih produktif dan berdaya,” tutup Anne.  (Redaksi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *